Selasa, 03 Januari 2012

Ask With My Heart



Berjalan menyusuri rimba hati diantara belukar cinta
Suara yang biasa nyaring mulai terdengar sayup
Diantara untaian asa yang hadir dari rasa
Perlahan mulai lirih dan senyap

Langkah yang semula terlihat gagah
Lunglai tak berdaya dalam dilema
Sinar hati  memudar tiada cerah
Meredup dalam keresahan jiwa

Lara tak selamanya menjadi duka
Tangisan tak selamanya menjadi nestapa
Kekuatan cinta kan bertahan dalam tahta yang sempurna
Kala badai menguji kedalaman dari sebuah rasa cinta

Hadirmu kan menjadi saat yang dinanti
Yang mampu menepis gejolak hati
Saat aroma benci menyelimuti
Dari rasa rindu dendam terpasung dijiwa ini

Episode Cintamu




Aku telah membaca semua kisahmu
Ada ketulusan cinta dan pengkhianatan
Tanyaku menjelma kini difikiran
Dimanakah letak artiku dihatimu

Air mataku takkan mampu terurai
Saat rasamu bermain dan terbuai
Menikmati kesombongan teruntai
Yang takkan bergelora bagai ombak dipantai

Kutrima caramu untukku
Disaat aku menikmati hidup dalam semu
Menjalani hari denganmu
Meski ada rindu yang selalu menyebut namamu

Permainan cintamu tlah membuat kau letih
Diantara rasa hatiku yang merintih
Melihat tawa semu diantara lirih
Sebuah hati yang terpilih

MyHubby




Bila ada luka dihatimu kini
Kau tau pasti itu bukan mauku
Mungkin diri yang tak mampu
Menjaga semua keindahan rasa ini

Kalimat cintaku telah hadir untukmu
Kesungguhan hatiku ada untukmu
Namun keraguan tak pernah berlalu
Dari fikiran dan hatimu

Jika ada suara yang ingin kudengar
Itu hanya suara darimu
Jika ada degup jantung yang biasa kunikmati
Hanya irama indah darimu yang kunanti

Cintamu takkan mungkin melebihi rasaku
Karena kau tau pasti itu
Cintaku tulus hanya untuk dirimu
Kuharap kau tak meragu

Aku ingin kita bersama kembali
Menjalin hari seperti yang kita lalui
Dengan hati yang ada untukku kini
Bersama meniti bahtera hidup ini

Pagi Ini



Pagi ini milikku ucapku pada hatiku
Meski kicauan burung tak mampu kudengar
Suara merdu ayam pun tiada
Namun kesejukkan begitu terasa menembus tulangku

Sendiri hanya berteman bayang diri
Menikmati suasana pagi dengan secangkir kopi
Menikmati semua rasa yang memang harus kunikmati
Tanpa suara dan detak jantung lain terdengar disisi

Tarikan nafaku akan menjadi langkah awal pagiku
Diantara kesunyian alam dan hatiku
Senyum yang akan selalu mewarnai hati
Meski hanya sendiri di pagi ini

Pergantian Tahun




Menunggu detik demi detik waktu berganti
begitu setia tatapan mata dan pendengaran
menuju detak jarum jam yang perlahan menuju angka 12
habis sudah waktu diujung tahun

Pencarian yang takkan bertepi
saat rasa, mata dan fikiran masih meniti
mencari jawaban makna hidup yang sejati
dan hanya akan tergenapi saat mati

Menjadi yang terbaik tuk diri
meski kata sempurna takkan menghampiri
dalam kebersahajaan menapaki bumi
ibarat kita mampir minum kopi

Berjalan dalam terang cahya mentari
menyusuri dalam remang cahaya bulan
cahya putih panggilan dari nurani
kan menjelang saat nafsu tak lagi melawan

Tertatih Meraih RidhoMu



Hanya hati yang mampu memahami
Saat semua asa dan keinginan menghantui
Tiada yang mampu menggenapi
Hanya kuharap dari Mu ya Rabbii..

Mata ini mungkin tak perlu melihat
Telinga ini tak perlu mendengar
Dan hati ini biarkan menjadi mati
Saat nafsu dunia yang hanya dinanti

Begitu banyak pintu yang kau buka
Untuk mendapat ridho dan kasih sayang Mu
Andai pintu itu tertutup untukku
Tutuplah waktuku hingga air mata ini tak lagi menetes

Tertatih mencari ridho Mu kan kulalui
Meski llirih hati tak kan pernah menjadi nada indah
Dan menjadi tangisan sendu dalam asa yang kosong
Dalam kepalsuan rasa yang selalu singgah untuk hatiku

Di Tempat Ini



Disini....ditempat yang sama
Teringat kenangan 17 tahun silam
Kau menatapku dengan penuh makna
Rasa dihati  menyatu begitu dalam

Disini..aku pernah merasa sentuhanmu
Kehangatan kasih dari ujung jemari mu
Menembus hingga keseluruh tubuhku
Menghadirkan kenyamanan dijiwaku

Kini..kerinduan itu kembali hadir
Saat aku berada ditempat yang sama
Dalam kenangan dihati yang terukir
Terasa begitu kuat menyelinap didada

Waktu yang telah kujalani
Tanpa hadirmu dihidupku kini
Tak akan pernah mampu kututupi
Rasa kehilangan yang mendera diri

Kau sudah tak berada disisiku
Namun masih terbayang jelas sentuhan kasihmu
Dalam tutur kata yang lembut darimu
Dan terekam  jelas diingatanku

Ada ketegasan ditiap kata
Yang mampu menghadirkan asa dijiwa
Hingga aku mampu meniti kehidupan
Untuk meraih sepenggal cita masa depan
 Aku mungkin tidak akan menjadi sempurna
Dalam keterbatasanku seperti yang kau pinta
Namun langkah kakiku tak akan pernah berhenti
Meski aku harus tertatih menjalani hidup ini

Pagi ini.. kunikmati bias sunrise dalam cahaya perak memecah angkasa
Di tempat ini ditempat yang sama
Saat ombak mulai menyentuh jemari kakiku
Haru biru yang sama ketika menikmati suasana pantai denganmu

Dalam sinar mentari yang menembus kebekuan jiwa
Menghangatkan jiwa yang gundah gulana
Perlahan kurasakan ketenangan dihati
Merasuk menembus batas dimensi diri

Tatapan mataku masih terus lurus ke depan
Dalam irama alunan ombak kemarin
Buih-buih ombak bergulung menepis keraguan
Seakan berkata ” jangan pernah mundur kawan"

Untaian kata seakan terus menggema ditelinga
Memberi rasa  kehidupan baru dalam belenggu dijiwaku
Kekuatan cinta dari seorang ayah yang telah tiada
Bersemayam dihatiku menemani langkahku hingga ujung usiaku
_____________________________________________________
Ardi Purnomo, Edit by: Jeng ReRe

Ibu


Ibu..kata yang biasa kusapa untukmu
Malaikat tercantik yang ada dihidupku
Diantara hinaan yang hadir untukku
Namun jutaan cinta kau sirami hatiku

Kau selalu hadir dalam untaian do'a indah
Bagai oase yang menghapuskan resah
Memberi kesejukan dalam tiap langkah
Dalam tetesan air mata dan keringat yang tak pernah lelah

Disetiap hembusan nafasmu selalu ada aku
Dalam aliran darah dan detak jantungmu
Yang selalu mendampingiku saat ku terjatuh
Meski luka telah aku toreh

Cinta yang tak akan bisa kutemui didunia ini
Ketulusan rasa dari lubuk hati
Yang hanya mampu kudapat dari dirimu
Perempuan yang memberi nyawa hidupku

Janji dari mulutku takkan berarti untukmu
Saat senyum tak mampu kuhadirkan diwajahmu
Saat aku tak mampu memberi rasa nyaman dihatimu
Saat aku selalu menghadirkan isak tangis dalam do'amu

Jika esok mentari masih bersinar untukku
Kuharap masih ada kesempatan itu
Merubah indah hari-harimu
Menghadirkan senyum dari tiap do'amu untukku

Takkan kau temukan lagi diri ini yang rapuh
Takkan kau rasakan derita karena sikapku
Kan ku lukis nyata  indah asamu
Dari sekian untaian do'a tulus untukku

Ampuni aku ibu atas luka yang kau rasa dari sikapku
Namun kasih yang selalu kuterima darimu
Dan takkan mungkin aku mampu membalas jasamu
Walau aku harus genapi sepanjang usiaku

Rindu Ini Masih Milikmu


Meski tiada ada kata yang mampu  kau pahami
Namun semua hanya bisa dirasa jika kau selami
Biarlah hanya rasa itu yang akan menikmati
Semua rasa yang hidup di relung hati ini

Lirih tangisan rinduku takkan pernah kau dengar
Meski rinai air mataku mengalir
Dalam rasa yang sama hanya untukmu
Dan akan tersimpan direlung hatiku

Kerinduan ini membuat sesak didada ini
Namun hidupku takkan terhenti
Saat rasa rindu ini senantiasa menyelimuti
Meski  hanya mampu memanggil namamu dimimpi

Bila esok aku masih bisa bernafas
Kuharap ada senyum yang hadir dari hatiku
Saat tanya tak lagi hadir dalam diri yang meragu
Kan terjawab sebelum jiwa ini terhempas